Senin, 30 April 2012

Ilalang

Hamparan ilalang tinggi menjulang
Dihembus sang bayu ia bergoyang
Kemarau bersemayam begitu panjang
Hingga bumiku kering kerontang

Owh...kapankah langitku kan menghitam
Hadirkan mendung yang guyurkan hujan
Berikan seteguk air pelepas dahaga
Tuk jiwa yang haus akan sentuhan rasa

Disini....diri masih setia menanti
Semoga musim segera berganti
Bunga pun akan kembali bersemi
Merekah.....tebarkan aroma wangi,-

Sendiri

Sendiri.....
Termangu di jendela hati
Apa kiranya yang berlaku kini
Sungguh diri tiada mengerti

Rangkaian pesan yang terkirimkan
Tiada satupun menuai balasan
Sudahkah diri ini terlupakan
Hingga tiada lagi seunting perhatian

Diambang bimbang yang menjalar
Risau pun kian panjang mengular
Akhirnya.... diujung beranda penantian
Kau pun hadir layangkan kabar,-

Minggu, 29 April 2012

Hujan

Awan pekat menyelimuti lereng pegunungan,
Gerimis kecil mulai berjatuhan satu demi satu,
Ku percepat langkah kakiku menuruni lereng gunung yang masih berkabut, 
Jalan setapak yang licin membuatku sedikit takut untuk berlari 
Menuju jalan desa karena hujan yang mengguyur deras tadi malam 
Membuat tanah yang aku pijak semakin lembek dan berbahaya terkadang ada rasa getir saat aku melewati pinggiran tebing yang terjal dan mudah longsor
Juga lembah yang curam tlah menunggu disisi bawah bagai cerobong raksasa yang menganga,,,,

Tersentuh Cinta

Ketika hatimu tersentuh cinta
Rasanya tak ada yang lebih darinya
Walau tidak rupawan tapi menawan
Kata katanya begitu indah bak pujangga
Ia begitu pintar santun dan bijak. . . .
Kauterpana terpesona. . . . . .

Ketika hatimu terluka karena kecewa
Tiada kepedihan yang melebihinya. . . .
Kau menangis sambil menulis berlembar lembar ..... didiarymu yang bersampul biru. . . . .
dari sore sampai dinihari. . . . .
kaututup laptopmu setelah kaublokir
dan kau delete namanya. . . .